Would you like to make this site your homepage? It's fast and easy...
Yes, Please make this my home page!
Sawala Budaya
Waktu
di SWS

Aya sababaraha hasil Sawala 24 Maret 2001 anu nuju dicobian didukumentasikeun
di ieu web, diantawisna :
1. Saur Kang Yoseph Iskandar : Sejarah Sunda (130 - 1579
M)
- Purwacarita
Pengertian sejarah secara tradisi adalah beberapa kisah dongeng, legenda,
babad, tambo dll. Sesungguhnya hal itu berada dibawah disiplin ilmu sastra,
sedangkan sejarah, pembuktiannya harus berdasarkan disiplin ilmu : filologi
(ilmu yang mempelajari naskah kuna), epigrafi (ilmu yang mempelajari aksara
prasasti), arkeologi (ilmu yang mempelajari artefak-artefak peninggalan sejarah),
dan geografi (ilmu yang mempelajari permukaan bumi).
Karya sastra bisa diuji dan dikaji oleh disiplin ilmu sejarah sejauh karya
sastra yang bernilai sejarah itu dapat menunjang temuan sejarah itu sendiri.
Sebaliknya hasil penelitian sejarah dapat disusun menjadi karya sastra yang
sering kita sebut roman sejarah. Naskah Pangeran Wangsakerta, menurut
Edi S. Ekadjati dan menurut Ayat Rohaedi,
adalah naskah sejarah. Sistematika dan pengungkapannya sudah dalam bentuk
sejarah, menggunakan referensi atau sumber-sumber tertulis lainnya.
- Purwayuga
Sejarah Sunda dimulai dari masa Purwayuga (jaman purba) atau dari masa Nirleka
(silam), yang terbagi atas :
- Prathama Purwayuga (jaman purba pertama), dengan kehidupan manusia
hewan Satwapurusa, antara 1 jt s.d. 600 rb th silam
- Dwitiya Purwayuga (jaman purba kedua), dengan kehidupan manusia
yaksa, antara 500 rb sampai 300 rb tahun silam
- Tritiya Purwayuga (jaman purba ketiga), dengan kehidupan manusia
kerdil (wamana purusa), antara 50 rb sampai 25 rb tahu silam.
- Dukuh Pulasari Pandeglang
- menurut naskah Pangeran Wangsakerta, kehidupan masyarakat Sunda
pertama di pesisir barat ujung pulau Jawa, yaitu pesisir Pandeglang. Dipimpin
oleh seorang kepala suku (panghulu) Aki Tirem Sang Aki Luhur Mulya.
Sistem religi mereka adalah Pitarapuja, yaitu pemuja roh leluhur,
dengan bukti sejumlah menhir seperti Sanghiyang Dengdek, Sanghiyang
Heuleut, Batu Goong, Batu Cihanjuran, Batu Lingga Banjar, Batu
Parigi, dll. Refleksi dukuh Pulasari dapat kita lihat di kehidupan
masyarakat Sunda Kanekes (Baduy).
- Salakanagara
- Putri Aki Tirem yaitu Pohaci Larasati, menikah dengan
seorang duta niaga dari Palawa (India Selatan) bernama Dewawarman.
Ketika Aki Tirem wafat, Dewawarman menggantikannya sebagai
penghulu dukuh Pulasari.
- Dewawarman mengembangkan Dukuh Pulasari hingga menjadi kerajaan
corak Hindu pertama di Nusantara, yang kemudian diberi nama Salakanagara.
Salaka berarti Perak dan Nagara berarti negara atau negeri.
Oleh ahli dari Yunani, Claudius Ptolomeus, Salakanagara
dicatat sebagai Argyre. Dalam berita China dinasti Han, tercatat
pula bahwa raja Yehtiao bernama Tiao-Pien mengirimkan duta
keChina tahun 132 M. menurut Ayat Rohaedi, Tiao berarti
Dewa, dan Pien berarti Warman.
- Salakanagara didirikan tahun 130 M, dengan raja pertamanya Dewawarman
I dengan gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Haji Rakja Gpura
Sagara. memerintah hingga tahun 168 M. Wilayahnya meliputi propinsi
banten sekarang ditambah Agrabintapura (Gunung Padang Cianjur) dan Apuynusa
(Krakatau).
- Raja Terakhir (ke-8) Dewawarman VIII bergelar Prabu Darmawirya
Dewawarman (348-363 M).
- Tarumanagara
- Didirikan oleh Jayasingawarman pada 358 M dengan nobat Jayasingawarman
Gurudarmapurusa.
- Penerusnya adalah Purnawarman yang memindahkan pusat pemerintahan
dari Jayasingapura (mungkin Jasinga) ke tepi kali Gomati (bekasi) yang
diberi nama Sundapura (kota Sunda), bergelar Harimau Tarumanagara
(Wyagraha ning tarumanagara), dan disebut pula Sang Purandara Saktipurusa
(manusia sakti penghancur benteng) dan juga Panji Segala Raja.
Sedangkan nama nobatnya adalah Sri Maharaja Purnawarman Sang Iswara
Digwijaya Bhimaparakrama Suryamahapurusa Jagatpati.
- Raja terakhir Sang Linggawarman sebagai raja ke-12
- Kerajaan Sunda
- Tarumanagara dirubah namanya menjadi Kerajaan Sunda oleh Tarusbawa,
penerus Linggawarman. Akibatnya belahan timur Tarumanagara
dengan batas sungai Citarum memerdekakan diri menjadi Kerajaan Galuh
Kerajaan Sunda berlangsung hingga tahun 1482 M, dengan 34 raja.
- Prabu Maharaja Linggabuana dinobatkan menjadi raja di kerajaan
Sunda pada 22 februari 1350 M. Ia gugur bersama putrinya, Citraresmi,
dalam tragedi Palagan Bubat akibat ulah Mahapatih Gajahmada.
Peristiwa itu terjadi pada 4 September 1357 M.
- Mahaprabu Niskala Wastu Kancana menggantikan posisi Linggabuana
pada usia 9 tahun. Dia membuat Prasasti Kawali di Sanghiyang Linggahiyang
atau Astana Gede Kawali. Dia juga yang membuat filsafat hidup :"
Tanjeur na Juritan, Jaya di Buana" (unggul dalam perang, lama
hidup di dunia).
- Wastukancana memerintah selama 103 tahun 6 bulan dan 15 hari
dalam keadaan damai.
- Sri Baduga Maharaja adalah putra Prabu Dewa Niskala, cucu
dari Prabu Wastukancana. Ia adalah pemersatu kerajaan Sunda, ketika
Galuh kembali terpisah. Kerajaan ini lebih dikenal dengan sebutan Pajajaran.
Dialah raja pertama yang mengadakan perjanjian dengan bangsa Eropa, yaitu
Portugis. Ia berkuasa dari tahun 1482 s.d. 1521M.
- Kerajaan Galuh
- Pendirinya adalah Prabu Wretikandayun pada 612 M.
- Prabu Sanjaya Harisdarma. Ia disebut Taraju Jawadwipa,
dan sempat menjadi Maharaja di tiga kerajaan : Kalingga - Galuh - Sunda.
- Sang Manarah yang dalam dongeng disebut Ciung Wanara.
Ia putera Prabu Premana Dikusumah dari Naganingrum.
- Kerajaan Pajajaran
- Pajajaran adalah sebutan pengganti atas bersatunya kerajaan Galuh dengan
kerajaan Sunda, yang dipegang oleh satu penguasa : Sri Baduga Maharaja
Ratu Haji di Pakuan Pajajaran atau Sri Sang Ratu Dewata.
- Penggantinya adalah Prabu Sanghyang Surawisesa, yang berkuasa
di belahan barat Jawa barat, karena di sebelah timur sudah berdiri kerajaan
Islam Pakungwati Cirebon, yang didirikan oleh Pangeran Cakrabuana
atau Haji Abdullah Iman. Dia adalah putra sulung Sri Baduga
Maharaja dari Subanglarang yang beragama Islam. Subanglarang
adalah murid Syekh Quro Hasanudin Pura Dalem Karawang.
- Tahta kerajaan Pajajaran berlangsung turun-temurun : Ratu Dewata;
Ratu Sakti, Prabu Nilakendra dan yang terakhir Prabu Ragamulya
Suryakancana.
- Di pihak Cirebon sendiri, putera Susuhunan Jati Cirebon, yaitu
Pangeran Sabakingkin, telah berhasil mendirikan kerajaan bercorak
Islam Surasowan Wahanten (Banten) dan melakukan beberapa kali penyerbuan
ke Pajajaran.
- Pakuan Pajajaran direbut dan dimusnahkan oleh Maulana Yusuf,
putra Maulana Hasanudin.
- Pajajaran sirna ing bhumi, atau Pajajaran lenyap dari muka bumi
pada tanggal 11 bagian terang bulan wasaka tahun 1511 Saka atau 11 Rabi'ul
Awal 978 hijriah atau tanggal 8 mei 1579 M.
- Sebagai tunas-tunas Pajajaran, muncullah 3 kerajaan Islam di tatar Sunda
:
- Kerajaan Islam Pakungwati Cirebon;
- Kerajaan Islam Surasowan Banten; dan
- Kerajaan Islam Sumedanglarang.
Balik deui ka luhur
2. Saur pa Edi S. Ekadjati : Kebudayaan Sunda, Alternatif
dalam menghadapi pengaruh globalisasi
- Kebudayaan Sunda adalah kebudayaan yang diciptakan manusia Sunda dalam kehidupan
masyarakat mereka melalui proses pendidikan.
Syarat lahirnya kebudayaan :
|
kebudayaan Sunda :
|
Manusia sebagai pelaku : |
Manusia Sunda |
Tempat sebagai wadah : |
Tatar Sunda |
Peristiwa sebagai proses : |
Kehidupan masyarakat Sunda |
Sistem Pendidikan : |
Adat, mandala, pesantren, sekolah |
- Kekuatan eksternal utama yang berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan
kebudayaan Sunda sepanjang perjalanan sejarahnya hingga sekarang secara kronologis
adalah :
- Kebudayaan Hindu
- Kebudayaan Islam
- Kebudayaan Jawa
- Kebudayaan Eropa, dan
- Kebudayaan global
- Pertanyaan untuk kita adalah apakah kita memiliki kekuatan kebudayaan internal
yang mampu menyaring pengaruh kebudayaan global, kemudian mengolahnya untuk
dipadukan dengan kebudayaan yang telah kita miliki ? kiranya jawaban untuk
kita adalah :
- Segera memperkuat diri kita dengan pengetahuan, pengamatan, apresiasi
dan penertaan diri kita tentang kebudayaan kita sendiri
- Memperluas dan memperdalam mengenai kebudayaan (makna, ruang lingkup,
fungsi, isi, manfaat)
- Mengamati, mengikuti dan menafsirkan tentang kebudayaan global yang
masuk kedalam dunia kita (baik-buruk penampilan dan nilainya, baik-buruk
dampaknya pada diri dan masyarakat kita, dll)
- Mendiskusikan dengan siapa saja hasil pengamatan dan penafsiran kita
tersebut yang secara tidak langsung menguji kebenaran dan menyebarluaskan
pandangan kita.
- Sikap yang diperlukan adalah sikap kita yang :
- rasional / kritis
- professional (keahlian dalam ilmu dan teknologi)
- kreatif (rancage)
- dinamis (motekar)
- efisien (saeutik mahi, loba nyesa)
- tepat waktu (!) dan
- kerjasama (sabilulungan)
Balik deui ka luhur
3. Saur pa Eka : Faktor Kepemimpinan dalam pengembangan
masyarakat sunda
- Bagaimana cara kita menganalogikan dan mengaktualisasikan paradigma : "berwawasan
global/nasional, namun bertindak lokal"
- Aspek harmonisasi pemimpin dan masyarakat dalam masyarakat sunda sangat
menonjol.
- harmonisasi dan kebersamaan dianggap sebagai faktor kunci utama dalam menyiasati
permasalahan yang dihadapi.
- Secara internal, hal itu berhasil memproteksi Ki Sunda dari konflik-konflik
yang mengancam keutuhan
- dilain pihak menjadikan ki Sunda kurang adaptabel terhadap berbagai perubahan
yang sesungguhnya amat diperlukan untuk menoipang jatidiri ki Sunda itu sendiri
- dalam kultur masyarakat yang mengutamakan harmonisasi, dinamika demokrasi
dan perbedaan pendapat menjadi kurang berkembang
Balik deui ka luhur
4. Saur pa herman Ibrahim : Kepemimpinan politik
masyarakat sunda
- Kepemimpinan orang Sunda baik dalam skala nasional maupun skala lokal bisa
dikembangkan dengan cara kompetisi yang lebih adil jika sistem pemilihan
langsung bisa diterapkan. Dengan cara ini pula isu-isu kedaerahan bisa
direduksi sehingga semua orang tanpa memandang asal-usulnya bisa mengembangkan
potensi kepemimpinannya dengan cara lebih dewasa dan elegan. Pemilihan umum
secara langsung rasanya lebih kompatibel dengan trend perkembangan bangsa
khususnya dalam rangka otonomi daerah.
Balik deui ka luhur
5. Saur Pa Uu Rukmana: Ki Sunda dan Sikap Politiknya
- Istilah Ki Sunda akan merujuk pada manusia, baik dalam kapasitas sebagai
pribadi/perorangan maupun kelompok yang kita sebut masyarakat.
- Ki Sunda diartikan sebagai manusia sunda yang dalam kehidupannya di jagad
raya berpijak pada budaya sunda serta berupaya memelihara harkat dan derajatnya.
- Sikap politik ki Sunda diartikan sebagai pendirian dan pandangan yang dimanifestasikan
dalam mengelola kehidupan bermasyarakat, yang dalam ungkapan sunda kita sebut
"ngaheuyeuk dayeuh ngolah nagara".
- sikap politik ki Sunda yang mungkin diperlukan saat ini : sineger tengah
(tidak ekstrim atau berlebihan), ngadek sacekna nilas saplasna(berimplikasi
pada kejujuran) ulah cueut ka nu hideung ulah ponteng ka nu koneng
(menjunjung supremasi hukum) dan someah hade ka semah (terbuka menerima
hal-hal yang bersifat simbiosis mutualisme).
- Terakhir, Ngajaga lembur, akur jeung dulur, panceg na galur
Balik deui ka luhur
6. Saur pa Hidayat : Urang Sunda anu mampuh ngigelan
jeung ngigelkeun jaman
- Otokritik terhadap budaya Sunda : kritik terhadap diri sendiri terkadang
kurang objektif sehingga bisa menjadi neluh maneh
- Cecekelan masyarakat sunda : Silih Asih-Silih Asah-Silih Asuh
- opat paharaman jang orang sunda nyaeta ulah sok : Babarian, Pundungan,
Luh-lah, Kukulutus
- alur/visi misi pandangan hidup orang Sunda (Rawayan Jati)
:
- Tumampi ciciptan nu ngersakeun : Sanghayang Tunggal
- Ngertakeun Bumi Lamba (Rahmatan lil 'Alamin)
- Tri Tangtu di buana : Rama (sebagai keluarga), Resi
(sebagai ulama), Prabu (sebagai penguasa)
- Berkualitas Tri Jati Diri : Luhung Elmuna, Pengkuh Agamana,
Jembar Budayana
- di proses dengan : Silih Asih (silaturahmi), Silih
Asah (mencerdaskan), Silih Asuh (positioning, proporsional,
profesional)
- Tujuan akhirnya kualitas manusia Sunda : Cageur (sehat
lahir batin), Bageur (sesuai dengan hukum-hukum), Bener
(jelas & benar visi misi hidupnya), Pinter
(mampu mengatasi masalah hidupnya dan mampu mewujudkan visi misi hidupnya)
Balik deui ka luhur
7. Saur Mas Nanu : Biarkan ungkapan kesenian berbeda
- Perkembangan kesenian tradisional (rakyat) cenderung menekankan perbedaan
variasi dan relatif tidakmengubah pola dasarnya
- kesenian (rakyat) dimata masyarakat pedesaan selain berfungsi sebagai hiburan(pribadi)
juga ada unsur partisipasi bersama (komunitas)yang turut terlibat aktif dalam
proses produksi
- budaya dan kesenian desa dapat dikatakan sebagai kreativitas yang spontan
dan jujur atau apa adanya
- kesenian adalah hasil kreativitas masyarakat berfungsi sebagai sarana ungkapan
kebutuhan ekspresi estetiknya, begitupun kesenian sunda diciptakan bersama
sehingga menjadi milik bersama
- dinamakan kesenian Sunda dikarenakan ia hidup tumbuh dan berkembang di kalangan
orang sunda yang umumnya berdomisili di daerah sunda
- faktor geografis sangat mempengaruhi corak kesenian sunda : daerah pesisir,
dan pegunungan
- masyarakat pesisir dalam berkesenian cenderung mengutamakan hal-hal lahiriah
disamping konsumtif, glamour, keras, emosional, boros, mudah menerima atau
meniru hal-hal baru, kasar, sering dijumpai adanya minuman-minuman keras,
dalam situasi tertentu mudah diguncang dan selalu berketergantungan.
- Kesenian di daerah pegunungan lebih menekankan pada isi; sifat-sifat rasional,
dapat mengendalikan diri, tidak suka hura-hura, lebih selektif dalam menerima
hal baru dan selain itu individualistis.
Balik deui ka luhur
8. Saur pa Setiawan : Dampak pergeseran budaya dalam
pengelolaan lingkungan dan ekonomi
- Kualitas manusia yang diharapkan dapat menopang perilaku yang berwawasan
lingkungan adalah mansia yang sadar akan eksistensinya sebagai makhluk hidup
yang diciptakan Khalik, disamping makhluk hidup lainnya yang meengisi lingkungan
melakukan fungsi kegiatan masing-masing untuk terwujudnya keteraturan yang
berkeseimbangan dengan kesinambungan yang lestari.
- Usaha pembangunan yang telah menyebabkan pencemaran lingkungan dan merosotnya
kemampuan sumberdaya alam yang paa akhirnya akan berakibat terhadap kondisi
perekonomian, maka hendaknya diimbangi dengan semakin timbulnya kesadaran
manusia sebagai bagian dari ekosistem, hal ini dapat dilakukan dengan pendekatan
kearifan tradisional.
Balik deui ka luhur
9. Saur Kang Adhuy : Atos ah, sakitu ge abdi mah tos
cape ngetikna
.........::::::::::::::mugia sawala
ieu tiasa jadi cukang lantaran nanjeurna Ki Sunda di jagat raya ieu::::::::::::::........